Jumat, 07 Januari 2011

CNC

Standarisasi Pemrogramman Mesin Perkakas CNC

Pemakaian kode-kode pada mesin perkakas CNC dapat menggunakan  standar pemrograman ynag
berlaku antara lain: DIN (Deutsches Institut fur Normug) 66025, ANSI (American Nationale Standarts
Institue), AEROS (Aeorospatiale Frankreich), ISO, dll. Sebagian besar dari standar, yang diinginkan
memiliki persamaan dan sedikit saja perbedaannya. Berikut  ini beberapa bagian kode pada mesin CNC
EMCO antara lain kode G, kode M, kode F, kode S dan kode T yang mempunyai arti sebagai berikut.

Arti Kode M pada mesin CNC
M00     Mesin terhenti terprogram
M03     Sumbu utama berputar searah dengan jarum jam; Kode ini biasanya pada  awal intruksi. Adanya
kode  ini  menyebabkan sumbu utama mesin  akan  berputar searah  jarum  jam.
M04     Sumbu utama berputar berlawanan arah jarum jam
M05     Sumbu utama berhenti terprogram
M06     Penggantian  alat   potong   dilakukan   agar   kualitas   benda   kerja meningkat.
M08     Cairan pendingin akan mengalirkan. memerintahklan mesin untuk mengalirkan cairan pendingin
(coolant).
M09     Cairan pendingin berhenti mengalir
M17     Sub program (unterprogram) berakhir
M19     Sumbu utama posisi tepat
M30     Program berakhir dan kembali pada program semula.
M38     Berhenti tepat, aktif
M39     Berhenti tepat, pasif
M90     Pembatalan fungsi pencerminan
M91     Pencerminan sumbu X
M92     Pencerminan sumbu Y
M93     Pencerminan sumbu X dan Y
M99     Penentuan parameter lingkaran I, J, K
G 00  merupakan intruksi untuk memerintahkan mesin CNC agar sumbu utama (pisau frais/pahat bubut)
melakukan gerakan cepat tanpa melakukan pemakanan.
G 01    merupakan instruksi agar alat potong mesin CNC melakukan gerakan pemakanan lurus baik ke
arah sumbu X, Y, maupun Z.
G 02    merupakan intruksi agar alat potong mesin CNC melakukan gerakan interpolasi lingkaran searah
jarum jam.
G 03 merupakan instruksi agar alat potong mesin CNC melakukan gerakan interpolasi  lingkaran
berlawanan  arah  dengan  jarum  jam

Lintasan alat potong mesin frais bergerak dengan pemakanan radius berlawanan dengan   jarum  jam  ke

titik  X  =  Pz  dan  Y  =  Pz . Pemrograman inkrementalnya bila menggunakan EMCO TU 2A dapat

ditulis:

N 100  = Nomor blok ke 100
G 02 = Gerak alat potong melingkar searah dengan jarum jam
XPz = Tujuan lengkungan searah X yang dikehendaki (mm)
Ypz = Tujuan lengkungan searah Y yang dikehendaki (mm)
ZPz = Tujuan lengkungan searah Z yang dikehendaki (mm)
F = Feeding (kecepatan asutan dalam mm/menit)

M99  =  merupakan parameter  gerak  alat  potong  membentuk  radius yang         berpusat di titik M
yang memiliki jarak dengan titik awal searah sumbu X  disebut I, searah dengan sumbu Y disebut J, dan
searah dengan sumbu Z disebut K

KODE - KODE ALARM
A 00 Salah Perintah fungsi G atau M
A 01 salah Perintah G 02 atai G 03
A 02 Nilai X Salah
A 03 Nilai F salah
A 05 Kurang Perintah M 30

Parameter I, J, K

Setiap gerakan alat potong yang membentuk lintasan radius, baik searah jarum jam  (G02) maupun yang
berlawanan arah dengan jarum jam (G03) harus dilengkapi parameteri I,  J, K.    Parameter I artinya
jarak titik awal lintasan radius ke titik pusat lengkungan searah X, Parameter J artinya jarak titik awal
lintasan radius ke titik pusat lingkaran  searah Y, Parameter K artinya jarak titik awal lintasan radius ke
titik pusat lingkaran  searah Z. Parameter I,  J, K bernilai absolute maupun inkremental. Nilai absolute
selalu mengacu pada titik nol, sedangkan nilai inkremental mengacu pada
perubahan X, dan perubahan Y.


Rangkuman

Computer Numerically Controlled, merupakan mesin perkakas yang dilengkapi dengan sistem kontrol
berbasis komputer yang mampu membaca  instruksi kode N dan G  (G-kode)  yang  mengatur  kerja
sistem.  Pemrograman  mesin  CNC  hampir  sama dengan  pemrograman  AutoCAD.  Pemrograman
mesin  CNC  meliputi  pemrograman absolut, relatif dan polar. Langkah-langkah mengoperasikan mesin
CNC dimulai dengan mempersiapkan  program, pemasukan program, pengujian atau pemeriksaan
program dan eksekusi program

Keterangan :

N         = nomor blok
G 84     = Perintah siklus pembubutan memanjang
X          = Diameter yang akan dikehendaki (mm)
Z          = Gerak memanjang (m)
F          = Feeding (kecepatan asutan dalam mm/menit)
H    = Kedalaman tiap kali pemakanan


G 88 merupakan perintah untuk membuat siklus pembubutan melintang pada mesin   CNC  TU  2A

EMCO

Penulisan program siklus pembuatan kantong di atas dapat dituliskan :
G87 X60 Y60 Z-10 B2 R8 (I70) (J-1) K5 F… Z…. M…


G87 = Siklus pembuatan kantong (mesin CNC MAHO 432)
X60  = Panjang kantong
Y60  = Lebar kantong
Z-10 = Kedalaman kantong
B2= Mulai dikerjakan alat potong pada jarak 2 mm di BK
K5= Setiap siklus melakukan pemakanan se dalam 5 mm
I70 = Lebar pemakanan alat potong 70%
J-1 = Pisau frais berputar berlawanan arah jarum jam


G89 Z-10 B2 R20 (I70) (J-1) K5 F… Z…. M…


G89          = Siklus pembuatan lingkaran (mesin CNC MAHO 432)
Z-10        = Kedalaman kantong
B2= Mulai dikerjakan alat potong pada jarak 2 mm di BK
K5= Setiap silkus melakukan pemakanan se dalam 5 mm
I70           = Lebar pemakanan alat potong 70%
J-1       = Pisau frais berputar berlawanan arah jarum jam


G81 (X1.5) Y2 Z-15 B20 R20 F… Z…. M…

G81     = Siklus pengeboran (mesin Frais CNC MAHO 432)
Z-15 = Kedalaman pengeboran 15 mm
Y2       = Jarak aman alat potong 2 mm di atas permukaan benda kerja
B20     = Jarak aman alat potong 20 mm di atas BK (setelah slesai)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar